Halo sobat kampus, ada informasi menarik dari @KemenkeuRI, yuk disimak ya. Biarpun tahun depan #UangKita masih difokuskan untuk menangani dampak pandemi yang luar biasa, pemerintah memastikan defisit anggarannya diperkecil. Bahkan, pembiayaan APBN cenderung menurun hingga tahun 2023. Pada tahun 2021, pembiayaan anggaran ditetapkan sebesar Rp1.006, 4T. Angka ini turun dari total pembiayaan APBN 2020 sebesar Rp1.039,2T. Porsi terbesar pembiayaannya pun berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) yang mayoritas dikeluarkan dalam mata uang rupiah. #UangKitaDariMana
Dengan banyaknya SBN yang dikeluarkan dalam mata uang rupiah, pemerintah memperdalam pasar keuangan domestik agar akhirnya bisa mandiri. Menguatnya pasar keuangan domestik akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mungkin Temankeu bertanya, kenapa angka pinjaman dalam APBN 2021 negatif? Nah, angka negatif berarti pemerintah lebih banyak membayar cicilan pokok pinjaman daripada menarik pinjaman baru.
Dengan begitu, arah kebijakan pembiayaan 2021 bisa diwujudkan, yaitu: 1) mengendalikan utang dg menjaga rasio utang/PDB pd batas aman 2) mendorong fleksibilitas sumber pembiayaan 3) mendorong efisiensi biaya utang 4) menjaga keseimbangan biaya&risiko melalui portofolio yg optimal
Itu dia Temankeu, alasan pembiayaan APBN 2021 bisa diperkecil walau masih harus menangani dampak pandemi yang luar biasa. Kira-kira penjelasan Minkeu mudah dipahami, kah?