×

Galat

COM_CWTRAFFIC_MSG_MISSING

Ekonomi Kerakyatan Jadi Sumber Pertumbuhan Baru di Tengah Pandemi

Ekonomi | Teknologi QR Code, Jamu Manis untuk Pertumbuhan EkonomiBank Indonesia (BI) terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran ekonomi kerakyatan berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Memiliki potensi besar, ekonomi kerakyatan diyakini bakal menjadi sumber pertumbuhan baru nasional di tengah pandemi covid-19.


Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan besarnya potensi ekonomi kerakyatan karena memiliki 67,5 juta pelaku UMKM. Sayangnya hampir seluruh pelaku UMKM tersebut berada dalam sektor informal yang masih menggunakan sistem pembayaran konvensional.

"Kalau kita lakukan suatu kebijakan yang afirmatif, itu akan menjadi sumber pertumbuhan baru, dan digitalisasi adalah strategi yang paling tepat untuk mengangkat sektor informal agar menjadi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru," ujar Perry dalam diskusi webinar Kafegama, Senin, 6 Juli 2020.

Oleh karena itu, sebut Perry, Bank Indonesia dengan gencar mengampanyekan digitalisasi sistem pembayaran standar QR Code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik berbasis peladen atau QR Code Indonesia Standard (QRIS).

"Kami kampanye QRIS secara besar-besaran, di pusat maupun di daerah. Seluruh kantor-kantor BI melakukan kampanye QRIS, sehingga sektor informal yang dulu belum terjamah, sekarang sudah masuk menjadi sektor formal," tuturnya.

Hingga 12 Juni 2020 sebanyak 3,64 juta merchant telah menggunakan QRIS. Dari jumlah itu sebanyak 2,53 juta atau 69,46 persen di antaranya merupakan merchant ultra mikro (UMi).

Selain merchant UMi, sebanyak 17,74 persen lainnya atau 645,93 ribu merchant yang sudah menggunakan QRIS adalah pelaku usaha kecil (UKe). Kemudian 306,38 ribu atau 8,41 persennya usaha menengah (UMe), 176,72 ribu atau 4,85 persen usaha besar (UBe), dan 8.770 merchant atau 0,24 persen sisanya ialah merchant donasi/sosial.

"Terima kasih perbankan yang sudah secara cepat melakukan digitalisasi, baik perbankan yang komersial maupun juga yang ritel. Termasuk di BTN bagaimana menggunakan digitalisasi perbankan untuk menyediakan jasa-jasa perbankan di sektor perumahan, properti, dan segala macam," ucap Perry yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Kafegama).

Tak hanya itu, dukungan digitalisasi sistem pembayaran pelaku UMKM juga dilakukan oleh asosiasi sistem pembayaran termasuk financial technology (fintech) dan teknologi informasi seperti penyedia jasa internet (provider).

"Jadi intinya kita harus mendigitalisasi sektor ekonomi keuangan kita agar bisa mendukung sumber pertumbuhan ekonomi dan mengangkat ekonomi kerakyatan yang selama ini disebut sebagai sektor informal. Ini merupakan program-program Kafegama baik di pusat maupun di pengurus-pengurus daerah yang kami motivasi untuk melakukan digitalisasi sektor UMKM, pasar-pasar tradisional, maupun berbagai aspek. Itu sangat penting," tutup Perry.

Sumber https://www.medcom.id

Copyright © 2024 Pustikom Universitas Bung hatta