Muhammad Hatta lahir di rumah kakeknya dari pihak ibu, Ilyas Bagindo Marah (seorang pedagang sukses di Bukittinggi), yang terletak di Aur Tanjungkang, Bukittingi, Sumatera Barat. Ia lahir pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 1902. Hatta lahir di rumah besar bertingkat dua yang terbuat dari papan dan beratap seng. Di belakang rumah terdapat sebuah sebat atau kolam yang berisikan ikan kaluih, semacam gurami.
Meutia Farida Hatta, putri pertama pasangan Bung Hatta dan Rachmi Rahim yang hadir pada acara webinar yang digelar Universitas Bung Hatta bekerjasama dengan Yayasan Proklamator Bung Hatta dan Pemprov.Sumatera Barat. Acara yang gelar secara online tersebut dalam rangka memperingati 119 tahun kelahiran Bung Hatta (12 Agustus 1902 -12 Agustus 2021) sekaligus memperingati HUT RI ke 76, Rabu, 11 Agustus 2021.
Tahun baru 1908, Mohammad Hatta datang dari sekolah dengan menimang sebuah kapal-kapalan dari kaleng bekas-hadiah tahun baru dari Sinterklas di sekolahnya. Sepulang sekolah, ia mengajak sahabatnya, Rasjid Manggis, melayarkan kapal kecil itu di tebat kecil sembari menunggu jam mengaji di surau Inyiek Djambek tiba. Di hari yang lain, waktu lowong Hatta diisi dengan menyepak bola rotan.
Enam bulan sekali disemprot anti hama. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan sejumlah penerbit rajin mengirimkan buku baru. Tapi tak semua pengunjung perpustakaan mau membacanya. Bung Hatta kecil suka menabung. Uang sakunya yang 1 gonang ( 25 sen ), disimpan untuk membeli buku. Ia pun sangat menyayangi buku-bukunya. Bila temannya meminjam, dan kembali dalam keadaan kotor, atau ada halaman yang terlipat, Hatta akan marah sekali.