Apa itu Rebranding? Kenapa Penting bagi Bisnis?

Print

website AirbnbAda kalanya sebuah bisnis perlu melakukan rebranding. Alasannya beragam, bisa karena murni strategi bisnis atau karena penyesuaian dengan perubahan perilaku pasar.  Sayangnya, melakukan rebranding bukanlah perkara yang mudah. Perlu langkah yang tepat agar rebranding berjalan sesuai tujuan.

Nah, di artikel ini Anda akan belajar mengenai apa itu rebranding, tujuan, hingga berbagai strateginya. Langsung saja, yuk simak penjelasannya.

Apa itu Rebranding?

Rebranding adalah strategi bisnis yang dilakukan untuk memperbarui citra brand sesuai dengan tujuan pengembangan bisnis yang diinginkan.

Rebranding sendiri terbagi menjadi dua, yaitu rebranding total dan sebagian. Seperti namanya, rebranding total berarti Anda akan mengubah secara keseluruhan brand bisnis Anda, mulai dari logo, warna brand, hingga ke citra umum dan strategi brandingnya. Sementara, rebranding sebagian hanya mengubah beberapa elemen bisnis, misalnya sekedar perubahan logo.

Kebutuhan rebranding setiap bisnis tentu dapat berbeda-beda. Namun, biasanya setiap bisnis tahu kapan saatnya melakukan rebranding. Misalnya saat bisnis semakin besar, mengubah persepsi, atau justru ketika penjualan produk semakin menurun.  

Lalu, apa sih tujuannya melakukan rebranding?

Tujuan Melakukan Rebranding

Berikut ini beberapa tujuan mengapa Anda harus melakukan rebranding:

1. Mengubah Persepsi
Rebranding sering dilakukan untuk mengubah persepsi brand sebuah bisnis. Misalnya, citra brand kurang sesuai dengan tujuan bisnis atau karena adanya persepsi brand yang buruk di mata pelanggan.

Sebagai contoh, rebranding pernah dilakukan oleh Uber. Perusahaan platform transportasi ini sempat mendapatkan persepsi buruk. Mulai dari isu perlakuan yang buruk kepada mitra pengemudinya, hingga adanya isu negatif yang menimpa CEO mereka saat itu. Maka, Uber memutuskan melakukan perombakan citra bisnis.

Langkah rebranding Uber saat itu cukup efektif mengubah persepsi buruk yang mengganggu reputasi bisnis mereka. Selain itu, rebranding tersebut juga sebagai wujud komitmen bisnis terhadap budaya baru perusahaan yang lebih baik.

Nah, jika bisnis Anda ingin membangun brand image yang lebih positif, rebranding bisa jadi strategi yang tepat. Terutama, untuk membuat pelanggan melihat bisnis Anda dengan cara pandang baru.

2. Memperluas Target Pasar
Jika Anda ingin mengembangkan bisnis dengan memperluas pasar, rebranding perlu dilakukan. Apalagi jika target pasar yang dituju berbeda.

Langkah ini pernah dilakukan salah satu perusahaan bir terkenal di dunia, Pabst Blue Ribbon. Mereka mengubah nama dan packaging menjadi lebih mewah untuk menjangkau target pasar baru di negara lain.

Sebelumnya, citra yang dibangun adalah produk yang terjangkau untuk kalangan mahasiswa di Amerika. Namun, dengan perubahan nama menjadi “Blue Ribbon 1844” dan ditambah packaging yang mewah, produk ini dipasarkan dengan harga mahal di China.

Intinya, dengan melakukan rebranding, upaya memperluas target bisnis dapat dilakukan. Seperti pada contoh di atas, target konsumen akan melihat produk Anda sebagai sebuah produk baru yang unik.

3. Beradaptasi dan Mengikuti Tren

Bisnis harus mampu beradaptasi dan mengikuti tren yang terjadi. Jika brand Anda sudah “ketinggalan zaman”, Anda perlu melakukan rebranding untuk menghidupkan kembali brand Anda. Alasannya, brand yang tidak sesuai tren pasar akan ditinggalkan konsumennya.

Contoh brand yang melakukan langkah ini adalah Airbnb.

Startup akomodasi online ini melakukan terobosan dengan mengubah konsep bisnisnya, dari sebuah bisnis hotel menjadi bisnis akomodasi berbasis komunitas. Kemudian, mereka melakukan rebranding dengan mengubah tagline bisnis menjadi “belong everywhere”.

Langkah rebranding ini menunjukkan bahwa AirBnB tidak hanya berfokus pada keterlibatan banyak orang dalam menikmati wisata yang menyenangkan. Namun, sekaligus menunjukkan bahwa target mereka adalah pasar global yang terus berkembang.

Untuk menegaskan langkah rebranding yang dilakukan, Airbnb redesign logo bisnis mereka. Logo sederhana ini menggambarkan bahwa Airbnb milik siapa saja dan menjadi bagian dari perjalanan wisata setiap orang dimanapun berada.

Tidak hanya itu, Airbnb juga menciptakan font khusus yang mencerminkan rebranding mereka. Bahkan, sebuah microsite mereka ciptakan khusus untuk membahas font baru tersebut.

Dengan melakukan rebranding ini, AirBnB berkembang menjadi bisnis yang kembali dilirik oleh banyak orang.

4. Tampil Beda dengan Visi Baru

Rebranding juga bisa dilakukan jika bisnis Anda ingin tampil beda dari kompetitor. Dengan tampil unik, Anda bisa lebih mudah untuk menarik calon konsumen Anda. Namun, jangan salah, strategi ini bisa digunakan oleh bisnis dengan produk apapun. Bahkan, untuk organisasi nirlaba sekalipun.

Salah satu contohnya, rebranding The Parkinson Foundation, sebuah organisasi yang membantu penderita Parkinson untuk mendapatkan penyembuhan dengan tepat

Rebranding yang dilakukan The Parkinson Foundation meliputi penggantian visi, tagline, hingga desain logo.

Dulunya, organisasi ini menerima donasi dan menggunakan untuk menemukan obat bagi penyembuhan Parkinson di masa depan. Hal yang sama juga dilakukan oleh organisasi lain. Artinya, kampanye yang dilakukan sama.

Namun, karena mereka menyadari bahwa penyembuhan masa depan hanya dimungkinkan dengan perawatan di saat ini, mereka merubah visi mereka. Semenjak itu, langkah rebranding dilakukan untuk menjelaskan visi baru mereka, yaitu “Better Lives, Together”.

Mereka mengganti logo dan semua aset brand dengan desain warna biru cerah. Sebuah warna yang melambangkan keoptimisan melawan penyakit dan memperbanyak kesembuhan.

5. Merger dengan Perusahaan Lain

Ketika dua perusahaan bergabung menjadi satu brand, rebranding tidak dapat dihindari. Alasannya, masing-masing perusahaan pasti memiliki visi yang berbeda dan harus disatukan dalam sebuah visi yang baru.

Langkah rebranding yang dilakukan selain untuk menunjukkan arah bisnis yang baru juga agar konsumen memahami produk bisnis yang akan diciptakan.

Salah satu contoh rebranding karena merger dilakukan oleh Exxon dan Mobil. Keduanya merupakan perusahaan produksi minyak dan gas dari Texas, Amerika.

Dengan merger, terbentuk perusahaan baru bernama Exxon Mobil Corporation. Perusahaan ini memiliki visi untuk menyediakan sumber energi yang tidak hanya cukup untuk kebutuhan konsumen tapi juga aman dan sesuai perkembangan teknologi. Salah satu rebranding yang dilakukan selain logo adalah menciptakan tagline bisnis baru, yaitu Energy lives here.


5 Strategi Melakukan Rebranding
Rebranding tentu tak boleh asal-asalan. Anda perlu strategi jitu untuk melakukannya. Apa saja itu?  Simak strateginya berikut ini.

1. Ciptakan Visi dan Misi Baru

Dalam melakukan rebranding, Anda perlu mengubah visi dan misi brand Anda. Terutama jika Anda ingin melakukan rebranding total. Dengan menciptakan visi dan misi baru yang jelas sesuai tujuan pengembangan, brand Anda akan memiliki image yang kuat.

Salah satu contohnya adalah rebranding yang dilakukan oleh Walmart. Mereka mengubah citra “low price” dan “low quality” dengan tagline: “save money, better lives”.

Dengan rebranding ini, visi dan misi yang diciptakan oleh Walmart adalah lebih customer-oriented. Sebab, mereka tidak lagi hanya fokus kepada produk yang dijual tapi juga bagaimana konsumen mendapatkan value terbaik dengan harga terjangkau.

Pada praktiknya, mereka juga mengubah layanan dengan mengutamakan kualitas dan kenyamanan dalam berbelanja. Selain itu, perubahan visi juga membuat elemen visual branding seperti logo, website, dan lainnya pun dilakukan menyesuaikan vsi bisnis tersebut.  

2. Sesuaikan Brand dengan Target Pasar Baru

Target pasar merupakan sekelompok orang yang menjadi target pemasaran atau penjualan produk Anda dan memiliki karakteristik tertentu. Baik dari sisi kebiasaan, demografi yang sama, dan lainnya.

Agar rebranding berjalan sesuai tujuan, pastikan Anda melakukan riset pada target baru tersebut. Kemudian, lakukan langkah rebranding dengan tepat. Apakah target pasarnya adalah target baru dalam lingkup geografis? Atau target pengguna yang berbeda usianya?

Contoh rebranding dengan menyesuaikan target pengguna baru adalah MTV. Program acara televisi musik yang hits pada tahun 90-an ini bermaksud menyasar generasi milenial.

Oleh karena itu, strategi rebranding dilakukan dengan mengubah tagline, logo, dan channel tayangan. Bahkan, perubahannya hingga menjadikan program mereka bisa ditonton di smartphone dan media sosial YouTube, bukan hanya di TV lagi. Hal ini tentu sesuai dengan kebiasaan audiens yang telah menggunakan platform hiburan yang berbeda

3. Gunakan Nama Baru Brand

Nama merupakan citra dari sebuah brand. Perubahan nama kadang diperlukan ketika Anda melakukan rebranding. Salah satu alasannya adalah membuat pesan bisnis Anda lebih jelas untuk konsumen.

Beberapa bisnis yang menggunakan nama baru untuk rebranding adalah Sorabel yang dulunya menggunakan SaleStock dan AOL yang awalnya menggunakan Quantum Computer Services.

Seperti yang Anda ketahui, dengan menggunakan nama AOL (American Online), konsumen jauh lebih memahami jenis bisnis dan layanan yang ditawarkan. Hal ini tentu tidak didapatkan dengan brand lama mereka.

Nah, membuat nama brand tidaklah mudah karena membutuhkan banyak riset, waktu, dan juga tenaga. Terutama jika bisnis Anda sudah online. Lalu, apa saja tips membuat nama brand online yang baik?
•    Mudah diucapkan dan dieja. Hal ini akan membantu konsumen mengingat brand dengan mudah. Bahkan, mudah mereka melakukan pencarian di internet untuk mengetahui lebih lanjut.
•    Sesuai dengan lingkup bisnis. Nama brand yang digunakan sebaiknya mencerminkan bisnis Anda. Sebab, akan lebih mudah dipahami konsumen. Contohnya seperti pada AOL di atas.  
•    Unik. Pastikan nama brand Anda beda dari yang lain, terutama sebagai sebuah identitas online. Sebab, dengan nama yang unik, tidak hanya membuat brand mudah diingat konsumen, Anda juga bisa mendapatkan domain utama .COM yang lebih populer.

4. Desain Ulang Logo dan Slogan Brand Anda

Mendesain ulang logo brand juga diperlukan dalam melakukan rebranding. Kenapa? Sebab, selain nama, logo brand akan menjadi hal yang paling diingat dalam sebuah brand.

Misalnya, browser terkenal Firefox. Pasti Anda sudah terbayang bagaimana bentuknya, kan?

Awalnya, Firefox dikenal sebagai browser dengan logo rubah, sesuai nama brand. Namun, seiring waktu berjalan, Mozilla berkembang sebagai sebuah perusahaan. Produk yang mereka miliki tidak hanya fokus pada browser saja tapi juga beberapa produk baru. Itulah alasan Firefox terus melakukan rebranding atas perubahan yang terjadi.

Selain logo, perubahan juga bisa terjadi pada slogan, warna pallete hingga font yang digunakan.  

5. Launching Ulang Brand Anda

Setelah melakukan berbagai upaya mempersiapkan rebranding, tahap akhir yang perlu dilakukan ialah launching brand.

Agar sesuai dengan tujuan dan berjalan lancar, ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan. Pertama, menentukan waktu yang tepat untuk launching. Hal ini tentu bisa disesuaikan dengan jenis bisnis Anda. Misalnya, jika bergerak di bidang akomodasi, saat paling tepat tentu pada saat menjelang liburan.

Kedua, Anda bisa memulai dengan pre-launching. Jadi, bisa  menarik perhatian banyak orang. Salah satu caranya dengan membuat pengumuman “Coming Soon” di akun media sosial atau membuat promosi dan giveaway produk.

Langkah ini pernah dilakukan Dirty Chick, bisnis makanan cepat saji. Strategi yang dilakukan pun cukup unik, yaitu menggunakan akun Twitter untuk memberikan info bahwa bisnis mereka akan segera tutup selamanya. Hal ini terbukti cukup membuat heboh dunia maya saat itu, terutama dari konsumen setia mereka.  

Padahal, informasi tersebut terkait langkah rebranding Dirty Chick dengan logo dan nama baru, yaitu D’Chicken.


3 Contoh Brand yang Sukses Melakukan Rebranding

Sebelumnya, Anda sudah belajar tentang rebranding dan beberapa contohnya. Nah, di bagian ini, kami akan mengulas contoh rebranding yang benar-benar sukses. Jadi, bisa menjadi inspirasi untuk bisnis Anda. Brand apa sajakah itu?

1. Burberry
Burberry merupakan produk fashion yang cukup dikenal lama di Inggris. Lantaran usia bisnis yang melampaui 150 tahun, tak heran citra Burberry dianggap brand kuno. Hal ini diperburuk dengan citra Burberry sebagai pakaian preman.

Di tahun 2011, Burberry akhirnya melakukan rebranding. Sebagai brand “jadul”, upaya ini dilakukan untuk dapat menjangkau target pasar baru, yaitu millennial. Mereka juga menggunakan model wanita yang populer saat ini seperti Kate Moss dan Emma Watson untuk brand fashion mereka.

Langkah ini cukup dikatakan berhasil mengubah citra brand pakaian preman menjadi produk klasik yang elegan. Hasilnya, Burberry mengalami kenaikan penjualan sebesar 27 persen dan terus mengalami kenaikan di tahun berikutnya. Bahkan, Burberry mampu melakukan ekspansi ke China dengan sukses.

2. Dunkin’ Donuts

Salah satu bisnis yang juga sukses melakukan rebranding adalah Dunkin’. Awalnya, nama yang mereka gunakan adalah Dunkin’ Donuts.

Langkah rebranding yang mereka lakukan didorong oleh adanya potensi penyusutan pelanggan. Sebab, sebagian besar dari mereka beralih karena lebih menyukai cafe dengan produk kopi.

Maka, mereka mulai mengubah konsep bisnisnya menjadi kafe milenial dengan menyediakan kopi seperti Starbucks. Agar perubahan tersebut sejalan dengan brand mereka, kata Donuts pun mereka hilangkan supaya dapat menyasar target lebih luas.

Hasilnya, Dunkin sukses membuat produknya lebih disukai konsumen dan menjadi salah satu bisnis kopi dan bakery terbaik di dunia.

3. McDonald’s

McDonalds merupakan satu perusahaan yang melakukan rebranding untuk memperbaiki citra mereka. Terutama kepada konsumen yang ingin makanan sehat.

Menyikapi hal tersebut, akhirnya McDonald’s melakukan rebranding  dengan menghadirkan menu baru yang lebih sehat, seperti salad dan menu sehat lainnya.

Mereka juga mengubah strategi marketingnya. Dari hanya mempromosikan produk yang enak, menjadi lebih fokus pada menu yang paling diinginkan konsumen. Artinya, pendekatan mereka lebih customer-oriented.

Hasilnya, setelah rebranding, McDonalds mencatat adanya kenaikan penjualan dari tahun sebelumnya. Bahkan, mampu menduduki peringkat di atas rata-rata dari perkiraan para pakar.

Sudah Siap untuk Melakukan Rebranding?

Sekarang Anda telah mengetahui apa itu rebranding dan strategi untuk melakukannya. Namun, tentu saja keputusan rebranding tetap harus sesuai dengan strategi bisnis Anda secara umum.

Sebagai langkah awal, Anda bisa melihat kembali apakah tujuan rebranding Anda. Ingin mengubah persepsi bisnis, memperluas target pasar atau beradaptasi dengan perubahan trend? Apapun itu lakukan perencanaan dengan baik.


Sumber https://www.niagahoster.co.id